Sabtu, 10 Oktober 2009

Legend of Lineage II - Episode 5

Episode 5 : Challenge of the Giants

Dalam hati para raksasa mulai tertanam bibit keraguan. Manusia adalah bukti kebodohan Gran Kain, Underworld dan para iblis tercipta karena tindakan cabul Gran Kain serta kecemburuan Einhasad. Karena Eva, daratan hancur dan tidak teratur. Para raksasa mulai ragu, apakah para dewa layak untuk dipuja oleh mereka.

Para raksasa dapat membuat kereta kuda dengan tangannya dan keluar masuk dengan mudah ke istana para dewa. Mereka dapat mengangkat pulau dan hidup di atas langit seperti para dewa juga. Mereka dapat memperpanjang hidupnya, hingga dapat disebut sebagai 'hidup selamanya'. Merasa kekuatannya setara dengan para dewa, kesombongan mereka mulai melampaui batas.

Mereka berencana untuk menjadi dewa.

Mereka mulai bereksperimen dengan memodifikasi organ makhluk hidup untuk membuat kehidupan baru. Mereka menyebutnya sebagai 'ilmu sains'.

Para raksasa mulai mengumpulkan pasukan yang kuat untuk melawan para dewa, mengulangi kembali perbuatan Shilen dan 6 naganya.

Para dewa murka melihat persiapan itu. Einhasad sampai tak mampu mengucapkan sepatah kata pun karena amarahnya. Ia bersumpah akan menghancurkan semua raksasa bersama daratan tempat tinggalnya. Gran Kain menasehatinya untuk tetap tenang.

Kamu adalah Dewa Pencipta, ia berkata kepada Einahasad, Penhancuran adalah tugasku.

Aku akan menghukum para raksasa itu karena kesombongan mereka. Tetapi jika kamu ingin menhancurkan dunianya, aku akan menentangmu dengan semua yang kumiliki. Gran Kain tidak menginginkan adanya penghancuran terhadap dunia ini bagaimanapun juga. Einhasad tidak merasa puas dengan jawaban Gran Kain, tetapi karena status mereka sama, ia tidak dapat menghentikannya.

Einhasad mengajukan tawaran, ia meminjam palu Gran Kain - disebut Hammer of Despair, untuk menghukum para raksasa. Karena kekuatannya yang amat dahsyat, Gran Kain tidak pernah memakai palu itu. Dengan penuh amarah, Einhasad mengangkat tinggi-tinggi palu itu dan menghujamkannya ke tengah kota para raksasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar