Sabtu, 10 Oktober 2009

Legend of Lineage II - Prologue

Prologue : By the Bonfire

Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskan asap rokoknya pelan-pelan. Sebagian wajahnya tertutup kerudung tua. Di dalam kegelapan, hanya sedikit sinar yang menerangi, sangatlah susah melihat rupa orang asing itu.
Dia memperkenalkan diri sebagai peyair, tetapi tidak ada yg mempercayainya. Suaranya serak dan berat - kami penasaran bagaimana cara orang ini berpetualang sendirian.
Namun, ia menawarkan cerita, sebagai ganti makanan dan api yang ada. Kami setuju. Api unggun menghangatkan kami semua malam itu, dengan memegang senjata, kami tetap siaga walaupun mendengarnya bercerita. Malam itu begitu dingin, desiran angin berhembus di gunung, ia memegang pipanya, dan mulai berbicara.

Sumber : http://www.lineage2.co.id/legenda-prologue

Legend of Lineage II - Episode 1

Episode 1 : Genesis

Kisah yang akan kuceritakan ini adalah kisah tentang para dewa. Dengarkan baik-baik karena ini adalah kisah sesungguhnya...

Dahulu kala, hanya ada sebuah dunia, dimana semua ciptaan berada. Tidak ada yang dapat dibandingkan dengannya. Dunia itu besar dan kecil, dipenuhi gelap dan terang, terisi dengan semua hal dan kehampaan.

Berjuta-juta tahun kemudian, dunia telah berkembang, muncullah 2 kekuatan terbentuk di dalamnya. Kedua kekuatan itu memiliki tingkat kesadaran dan ego, terpisah atas cahaya terang dan kegelapan. Dari cahaya terang, terbentuklah seorang perempuan bernama Einhasad. Lalu, dari kegelapan terbentuklah pria, dan menamakan dirinya Gran Kain. Mereka berdua adalah awal dari seluruh alam semesta, itu yang kita ketahui hingga sekarang.

Einhasad dan Gran Kain menggabungkan kekuatan mereka untuk keluar dari dunia. Karena hal ini, dunia menjadi hancur berkeping-keping. Kepingan dunia ada yang jatuh menjadi 'tanah', ada kepingan lain yang dapat melayang dan menjadi 'langit'. Di antara tanah dan langit, ada kepingan yang menjadi 'air', dan sebagian menjadi 'daratan'.

Jiwa dunia yang bernama Ether juga ikut terpecah karena hancurnya dunia itu. Kepingannya membentuka beragam tumbuhan, hewan serta makhluk hidup. "Makhluk Hidup Awal" terbentuk oleh karenanya, raksasa menjadi yang terbaik. Mereka disebut sebagai makhluk bijak, karena kepandaiannya yang menyamai kekuatan tubuhnya. Para raksasa menyatakan loyal kepada Einhasad dan Gran Kain, karena merekalah para raksasa lahir. Einhasad dan Gran Kain puas, mereka dinyatakan sebagai penguasa seluruh makhluk hidup. Hal ini terjadi sebelum kematian dan surga tercipta.

Einhasad dan Gran Kain melahirkan banyak anak-anak yang menjadi dewa nantinya. 5 anak yang dilahirkan pertama dibekali kekuasaan untuk mengatur dunia. Putri tertua, Shilen, menguasai air. Putra pertamanya Paagrio menguasai api. Putri kedua, Maphr mengatur daratan, putra kedua, Sayha menjadi penguasa angin. Putri terkecil mereka, Eva, menciptakan syair dan musik. Sementara para dewa sibuk mengatur tanggung jawabnya, Eva menyemangati mereka dengan syair dan musiknya. Zaman ini disebut zaman para dewa, tidak ada tempat di dunia ini yang tidak diketahui oleh mereka.

Legend of Lineage II - Episode 2

Episode 2 : Creation of Races

Einhasad adalah dewi pencipta, ciptaan dihasilkan dari bagian jiwanya. Anak-anaknya menggunakan kekuatan mereka untuk memberikan hidup kepada ciptaan itu.

Shilen memberikan perlindungan roh air kepada ciptaan pertama ibunya. Ini adalah asal mula dari terciptanya Elf.

Paagrio memberikan roh api untuk ciptaan kedua. Dan lahirlah Orc.

Maphr memasukkan roh dari bumi untuk bentuk ciptaan ketiga. Dwarf terbentuk dari ciptaan ketiga.

Sayha memberikan roh angin untuk ciptaan keempat ibunya. Ciptaan itu disebut sebagai Arteias.

Gran Kain adalah dewa penghancur. Saat ia melihat karya Einhasad, ia menjadi curiga dan cemburu. Ia lalu meniru Einhasad dan membuat ciptaan berdasarkan dirinya sendiri. Lalu ia menemui Shilen, putri tertuanya dan memintanya untuk memberikan perlindung roh air pada karyanya. Shilen terkejut dan berkata "Ayah, kenapa kamu melakukan ini? Einhasad, ibuku yang bertanggung jawab atas penciptaan. Jangan samakan tugasnya dengan tugasmu. Makhluk yang menerima hidup dari dewa penghancur hanya akan membawa bencana saja.

Gran Kain tidak menyerah, setelah berdebat dan membujuk terus menerus, akhirnya Shilen mengiyakan permintaan ayahnya.

Baiklah, tetapi aku sudah memberikan sebagian roh air kepada Ibu. Jadi yang dapat aku berikan padamu hanyalah sisanya. Shilen memberikan roh air tergenang dan busuk kepadanya. Gran Kain menerimanya dengan senang hati.

Tetapi, Gran Kain tidak merasa puas. Dia pergi menemui Paagrio, putra tertuanya. Paagrio juga memperingatkan ayahnya. Tetapi ia tidak dapat menolak permintaan ayahnya. Jadi ia berikan roh api yang sudah hampir padam pada Gran Kain.

Maphr menangis dan memohon untuk tidak memberikan roh bumi, tetapi Gran Kain bersikeras. Diberikannya roh bumi yang telah terkontaminasi untuk ayahnya. Sayha, memberikan roh angin yang liar dan ganas.

Gran Kain mengambil semuanya, dengan puas ia berteriak "Lihat makhluk yang akan aku ciptakan! Lihatlah mereka yang terlahirkan oleh roh air, api, bumi dan angin. Mereka akan lebih kuat daripada raksasa, mereka akan menguasai dunia ini!

Gran Kain berteriak dengan penuh kebanggaan ke seluruh dunia dan memberikan roh gabungan itu kepada makhluk ciptaannya. Tetapi, hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Makhluk itu begitu lemah, bodoh, licik dan pengecut. Semua dewa memandang rendah makhluk ciptaan Gran Kain. Dipenuhi rasa malu, Gran Kain meninggalkan makhluk itu dan bersembunyi untuk sementara waktu. Makhluk itu disebut sebagai manusia.

Bangsa Elf adalah bangsa yang bijak dan pintar, mereka mempelajari ilmu magis. Mereka tidaklah sebijak para raksasa. Meskipun demikian, para raksasa menjadikan Elf sebagai ahli politik dan ahli magis dalam melayani mereka.

Bangsa Orc sangatlah kuat. Mereka memiliki kekuatan yang tak pernah padam dan keinginan yang kuat. Meskipun mereka tidak sekuat para raksasa. Tetapi, mereka membantu raksasa dalam hal pertempuran.

Bangsa Dwarf sangatlah terampil. Mereka adalah ahli mesin yang handal, dibekali dengan keahlian matematis, mereka juga menonjol bila membuat ataupun menciptakan sesuatu. Para raksasa mengijinkan mereka untuk menjadi banker dan menjadi penemu.

Bangsa Arteias menyukai kebebasan dan memiliki rasa ingin tahu yang amat tinggi. Para raksasa ingin menangkap dan memasukannya ke dalam sangkar. Sayang, bangsa Arteias bila dimasukkan ke dalam sangkar akan segera kehilangan kekuatannya dan mati. Jadi para raksasa tetap membiarkan mereka terbang. Mereka biasanya mengunjungi para raksasa untuk membawa berita.

Manusia tidak dapat melakukan apapun dengan benar, mereka adalah budak para raksasa, melakukan semua pekerjaan yang melelahkan. Hidup mereka tidaklah lebih baik dari para binatang.

Legend of Lineage II - Episode 3

Episode 3 : War of the Gods

Gran Kain adalah dewa yang mencintai kebebasan. Tetapi ia membuat kesalahan fatal, menggoda Shilen, putri tertuanya. Mereka melakukan hal tabu, di belakang Einhasad, sehingga Shilen hamil. Pada saat Einhasad tahu putrinya hamil, ia murka. Einhasad mencabut kekuasaannya sebagai dewi air, dan diusir dari rumahnya. Gran Kain tidak bertanggung jawab atas perbuatannya, dia berpura-pura tidak tahu. Tinggallah Shilen sendirian.

Di saat-saat kelahirannya, Shilen melarikan diri ke arah timur. Di tengah-tengah hutan yang gelap, ia melahirkan anaknya -- ia mengutuk Einhasad dan Gran Kain atas penderitaan yang dialaminya.

Bayi yang dilahirkan oleh Shilen berasal dari amarah dan murka atas orang tuanya. Bayi itu menjadi iblis. Bayi-bayi itu adalah salah satu makhluk terkuat, disebut sebagai para 'naga'.

Ada 6 naga yang lahir dengan amarah terhadap 6 dewa. Shilen dipenuhi amarah atas Einhasad yang mengusirnya dan Gran Kain yang telah menggoda dan mencampakannya. Ia menyusun kekuatan bersama anak-anaknya untuk melawan para dewa.

Para naga terkuat berada di garis terdepan pasukan Shilen. Aulakiria, sang naga cahaya, menatap dalam-dalam Shilen dan berkata dengan penuh kesedihan.

Ibu, kamu tidak tahu apa akibatnya. Apakah kamu ingin menghancurkan para dewa untuk selamanya? Apakah kamu ingin ayah, ibu dan saudaramu bersimbah darah dalam peperangan ini?

Shilen tidak bergeming mendengarnya.

Akhirnya, pasukan Shilen menyerbu istana dewa. Pecahlah pertempuran dahsyat itu. 6 naga menghancurkan istana itu. Para dewa terkejut melihatan kekuatan dahsyat para naga. Peperangan itu sepertinya akan berlangsung amat lama. Tetapi jika peperangan ini tidak berhenti, dunia akan perlahan menghilang, dan semua makhluk hidup akan musnah.

Begitu banyak pasukan para dewa dan iblis yang terbunuh dan punah. Petir dan kilat bersahutan setiap harinya, mengiringi peperangan di atas langit. Para raksasa dan makhluk lainnya hanya bisa terdiam menyaksikan peperangan di atas langit yang mengerikan itu.

Peperangan ini berlangsung bertahun-tahun, dan perlahan-lahan mulai terlihat sisi mana yang akan memenangkannya. Meskipun terluka, Einhasad dan Gran Kain, memiliki kekuatan yang lebih dahsyat dan telah menghancurkan begitu banyak pasukan iblis Shilen..

Para naga tetap bertempur, meskipun mereka terluka parah. Kelelahan makin tersirat dalam diri mereka. Peperangan sepertinya akan berakhir dengan musnahnya pasukan iblis Shilen. Akhirnya, naga-naga itu melarikan diri dengan terbang ke bumi. Begitu pula dengan sebagian iblis yang masih bertahan hidup. Meskipun para dewa ingin menghancurkan mereka, tetapi luka-luka mereka tidak mengijinkannya. Mereka hanya dapat melihat para iblis dan naga itu melarikan diri.

Shilen tidak dapat menahan kesedihannya lagi menyaksikan anak-anaknya tercerai berai serta melihat kekalahan perang yang dideritanya. Dia pergi dan menemukan Underworld. Ia berkuasa atasnya.

Sumber : http://www.lineage2.co.id/legenda-episode-3

Legend of Lineage II - Episode 4

Episode 4 : The Great Flood

Setelah Shilen pergi, Eva diberikan kekuasaan atas air. Tetapi Eva masih memiliki rasa takut akan hal itu, mengingat perbuatan kakaknya yang mengakibatkan peperangan atas para dewa dan iblis. Ia menghindari tanggung jawabnya, ia membuat lubang persembunyian di dasar danau dan bersembunyi di dalamnya.

Tanpa adanya dewa yang berkuasa atas mereka, roh air menjadi tidak terkontrol. Air mengalir terlalu banyak ke suatu titik dan menjadi rawa-rawa yang besar. Padang pasir terbentuk, karena tidak adanya air yang mengaliri mereka. Terkadang, sebagian dari daratan menghilang ditelan samudra, atau bahkan ada pulau muncul dari dalam laut tanpa sebab yang jelas. Hujan turun di suatu daerah pagi dan malam, yang mengakibatkan tempat yang terlihat hanyalah puncak gunung tertinggi, semuanya tenggelam.

Makhluk hidup dan para raksasa mengalami penderitaan berlanjut, karena tidak ada tempat di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Para raksasa mewakili mereka untuk mengajukan permohonan atas para dewa..

Einhasad dan Gran Kain mencari Eva di seluruh tempat, akhirnya mereka menemukan tempat persembunyian Eva.

Eva, lihat apa yang terjadi karena kamu lari dari tanggung jawab. Kamu menghancurkan harmoni daratan ini yang telah kita ciptakan dengan segenap kemampuan. Aku tidak akan memberikan toleransi lagi jika kamu mengabaikan tugasmu lagi. Einhasad terlihat amat marah, matanya berkilau seperti cahaya api.

Karena banjir besar ini, tidak terhitung banyaknya raksasa dan makhluk hidup lainnya yang pergi ke dunia Shilen. Hal ini membuat Einhasad iri kepada Shilen. Dengan gemetar, Eva menyetujui peritnah orang tuanya. Setelah itu, bencana banjir surut dengan cepat. Tetapi, daratan yang telah hancur, tidaklah dapat dipulihkan dalam sekejap.

Sumber : http://www.lineage2.co.id/legenda-episode-4

Legend of Lineage II - Episode 5

Episode 5 : Challenge of the Giants

Dalam hati para raksasa mulai tertanam bibit keraguan. Manusia adalah bukti kebodohan Gran Kain, Underworld dan para iblis tercipta karena tindakan cabul Gran Kain serta kecemburuan Einhasad. Karena Eva, daratan hancur dan tidak teratur. Para raksasa mulai ragu, apakah para dewa layak untuk dipuja oleh mereka.

Para raksasa dapat membuat kereta kuda dengan tangannya dan keluar masuk dengan mudah ke istana para dewa. Mereka dapat mengangkat pulau dan hidup di atas langit seperti para dewa juga. Mereka dapat memperpanjang hidupnya, hingga dapat disebut sebagai 'hidup selamanya'. Merasa kekuatannya setara dengan para dewa, kesombongan mereka mulai melampaui batas.

Mereka berencana untuk menjadi dewa.

Mereka mulai bereksperimen dengan memodifikasi organ makhluk hidup untuk membuat kehidupan baru. Mereka menyebutnya sebagai 'ilmu sains'.

Para raksasa mulai mengumpulkan pasukan yang kuat untuk melawan para dewa, mengulangi kembali perbuatan Shilen dan 6 naganya.

Para dewa murka melihat persiapan itu. Einhasad sampai tak mampu mengucapkan sepatah kata pun karena amarahnya. Ia bersumpah akan menghancurkan semua raksasa bersama daratan tempat tinggalnya. Gran Kain menasehatinya untuk tetap tenang.

Kamu adalah Dewa Pencipta, ia berkata kepada Einahasad, Penhancuran adalah tugasku.

Aku akan menghukum para raksasa itu karena kesombongan mereka. Tetapi jika kamu ingin menhancurkan dunianya, aku akan menentangmu dengan semua yang kumiliki. Gran Kain tidak menginginkan adanya penghancuran terhadap dunia ini bagaimanapun juga. Einhasad tidak merasa puas dengan jawaban Gran Kain, tetapi karena status mereka sama, ia tidak dapat menghentikannya.

Einhasad mengajukan tawaran, ia meminjam palu Gran Kain - disebut Hammer of Despair, untuk menghukum para raksasa. Karena kekuatannya yang amat dahsyat, Gran Kain tidak pernah memakai palu itu. Dengan penuh amarah, Einhasad mengangkat tinggi-tinggi palu itu dan menghujamkannya ke tengah kota para raksasa.

Legend of Lineage II - Episode 6

Episode 6 : The End of Ages
Lidah api yang menyala hebat mengoyak langit segera menyadarkan para raksasa bahwa mereka telah melakukan kesalahan fatal. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk mengalihkan kekuatan kemarahan Einhasad yang dikirimkan melalui Hammer of Despair. Tetapi mereka tidak mampu berbuat banyak, meskipun arahnya berubah sedikit, tetapi kekuatan itu tetap menghujam kota mereka.

Kekuatan itu cukup untuk menghancurkan kota terbesar di dunia; tidak terhitung raksasa dan makhluk lainnya yang langsung tewas karenanya. Lubang besar terlihat begitu jelasnya di daratan. Hampir seluruh raksasa itu musnah dalam sekejap.

Para raksasa yang berhasil menyelamatkan diri segera pergi ke timur untuk menghindari kemarahan Einhasad. Rute yang diambil serupa dengan rute Shilen. Einhasad memburu mereka dan membunuh para raksasa itu satu persatu dengan kilatan petirnya. Raksasa yang tersisa berdoa kepada Gran Kain dengan gemetar.

Gran Kain, Gran Kain! Kami telah menyadari kesalahan kami. Jangan musnahkan kami, kami lahir dari tempat yang sama denganmu, kami adalah makhluk paling bijak dan kuat di daratan ini!

Gran Kain merasa iba akan para raksasa itu dan merasa mereka sudah mendapatkan ganjarannya. Ia menggunakan air dari samudra selatan untuk menghalangi jalan Einhasad.

Einhasad berteriak dengan penuh amarah, 'Apa ini?! Siapa yang berani menghalangiku?! Eva, putri tercintaku, singkirkan air ini sekarang juga, atau kamu akan mengalami nasib yang sama dengan kakak tertuamu!

Eva ketakutan, ia segera menyingkirkan air itu. Einhasad melanjutkan pengejaran itu dan membunuh para raksasa. Mereka berteriak lagi kepada Gran Kain.

Gran Kain! Yang terkuat dari para dewa! Einhasad terus mengejar kami, ia ingin memusnahkan kami! Tolong ampuni dan selamatkanlah kami!

Gran Kain mengangkat dataran dimana para raksasa itu berpijak. Tebing curam itu menghalangi Einhasad. Kembali Einhasad berteriak lantang.

Maphr, putriku! Siapa yang menggangguku?! Singkirkan ini, atau kamu akan mengalami nasib yang sama dengan kakakmu!

Dengan ketakutan, Maphr berusaha untuk menurunkan daratan itu, tetapi Gran Kain menghentikannya.

Einhasad, kenapa kamu tidak berhenti? Seluruh daratan tahu akan kemarahanmu dan gemetar karena murkamu. Para raksasa yang bijak namun bodoh ini juga mengetahui kesalahannya. Lihatlah sendiri, para raksasa yang dulunya adalah penguasa dunia ini, sekarang bersembunyi di celah sempit, gemetar dalam ketakutan yang amat sangat. Mereka tidak akan mampu menentang para dewa. Tempat ini akan menjadi penjara abadi bagi mereka. Tenangkan dirimu, pembalasan sudah selesai.

Einhasad tetap murka, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa karena Gran Kain memiliki kekuatan yang sama dengannya. Ia menyetujui saran Gran Kain, untuk membiarkan para raksasa yang tersisa di celah sempit selamanya, meratapi dosa mereka, daripada membunuhnya. Ia menghentikan perburuan itu.

Einhasad merasa kecewa akan dunia ini, karena itu ia tidak pernah mencampuri urusan dunia kembali. Begitu pula dengan Gran Kain. Zaman para dewa telah berakhir.

Sumber : http://www.lineage2.co.id/legenda-episode-6

Legend of Lineage II - Episode 7

Episode 7 : A Return to the Campfire
Pengembara itu menghentikan ceritanya .

Terpesona kisah itu, kami tidak beranjak sedikitpun ketika mendengarkan sejarah dunia ini. Suaranya lembut, seolah hanyut dalam pikiran kami, seperti hal magis. Kisah itu berbeda dengan kisah yang biasa kami dengar. Kami, para prajurit yang telah terbiasa dengan peperangan, begitu terbawa kisah dari seorang biasa, membuat ketegangan begitu nyata. Bahkan kami terkejut karena seekor burung hantu mengepakkan sayapnya dan terbang.

Pengembara itu terkekeh, dihirupnya kembali pipa dalam mulutnya dan melanjutkan cerita kembali.

Jangan abaikan kisah ini karena berbeda dengan kisah yang biasa kalian dengar. Tidak ada hal yang mengatakan bahwa pendetamu lebih benar daripada seorang pengembara. Sejarah para dewa ini adalah keinginan dewa, bukan manusia. Bagaimana caranya pendeta biasa dapat mengerti kisah ini? Dengarkanlah, ini adalah kisah dunia setelah menghilangnya para dewa. Ini adalah sejarah duniamu.

Legend of Lineage II - Episode 8

Episode 8 : The Aftermath
Dunia jatuh ke dalam kekacauan karena lenyapnya para raksasa. Setelah terbiasa oleh kebiasaan para raksasa, para Elf, Orc, Dwarf dan manusia dihadapkan pada kenyataan baru, mereka harus bertahan hidup sendiri. Ketakutan muncul karena perubahan ini. Banyak dari mereka yang meninggal karena amarah Einhasad, banyak juga yang meninggal dalam kebingungan dan kekacauan. Mereka berharap banyak pada para dewa untuk keselamatannya, tetapi para dewa tidak menjawab permohonan itu.

Para Elf mencoba mengontrol keadaan, karena mereka bertanggung jawab atas politik di pemerintahan para raksasa. Di masa itu, mereka sukses mempersatukan ras-ras yang ada. Tetapi saat ini, terlihatlah para Elf tidak memiliki kemampuan yang sama seperti para raksasa. Para Orc menjadi yang pertama menentang mereka.

Para Elf tidaklah lebih kuat dari kita! Mereka tidak berhak memerintah kita! Kita tidak akan membiarkan yang lebih lemah untuk memerintah kita!

Kekuatan militer para Orc memang kuat, para Elf yang terbiasa hidup dalam damai bukanlah tandingan untuk para Orc yang tak kenal rasa takut. Para Elf terpojok oleh kekuatan mereka, wilayah-wilayah jatuh ke tangan Orc. Para Elf mencari bantuan dari para Dwarf, yang terkenal akan kekayaan dan persenjataan kuatnya.

Ras dari daratan ini, para Elf itu berteriak, Bersatulah dengan kami. Para Orc telah memperlakukan kami dengan sewenang-wenang. Marilah kita lawan mereka bersama-sama.

Tetapi para Dwarf menolak mereka dengan dingin. Menurut mereka, dunia telah beralih untuk Orc. Tidak ada alasan tepat untuk berpihak pada yang lemah. Kaum Elf marah, tetapi mereka tidak dapat berbuat lebih jauh lagi.

Mereka lalu memutuskan untuk mencari bantuan dari kuasa angin, kaum Arteias. Kemampuan terbang mereka dan serangan dari udara akan membantu mereka memenangkan pertempuran dari Orc. Seorang utusan Elf pergi ke ujung dunia ini untuk meminta bantuan dari Arteias.

Penguasa angin, bergabunglah dengan kami! Kaum barbar telah menyerang daratan ini dengan kekuatan mereka. Mari bersatu dan kita hancurkan kebodohan!

Tetapi, seperti biasanya, Arteias tidak tertarik dengan politik dan peperangan di bumi. Mereka memilih untuk bersikap netral dan berada jauh dari daratan. Para Elf dilanda keputus-asaan.

Sial, tidak ada yang membantu kita! Apakah ini akhir dari para Elf? Apakah para Orc yang kejam dan culas itu akan mengambil setiap jengkal dari daratan ini menjadi milik mereka?

Legend of Lineage II - Episode 9

Episode 9 : A New Alliance
Ditolak mentah-mentah oleh Dwarf dan Arteias, para Elf tidak memiliki aliansi untuk melawan Orc. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh seorang asing diantara mereka. Orang asing itu berlutut di depan pimpinan Elf. Ia terkejut, menyadari orang asing itu adalah utusan dari kaum Human, atau yang biasa disebut manusia. Orang asing itu mengenakan mahkota dari ranting pepohonan.

"Apa maksud kamu, pimpinan manusia, kaum yang rendah?" pimpinan Elf itu bertanya. "Apakah kamu memperolok keadaan genting ini?"

Ia menundukkan kepalanya dan berkata, "Tidak, raja yang bijak. Kami datang untuk menawarkan pasukan kami, meskipun lemah, mungkin bisa memberikan sedikit bantuan."

Para Elf bersuka cita, meskipun manusia bodoh dan lemah, tetapi jumlah mereka yang banyak dapat membantu peperangan ini.

"Tindakan yang terpuji, wahai manusia," pimpinan Elf menyetujuinya. "Meskipun kaum kalian tidak terhormat, tetapi kami menghargai kesetiaan dan kerelaan untuk berkorban kalian. Persiapkan diri kalian, dan menangkan pertempuran ini, maka kalian akan dapat bersanding dengan kaum Elf."

Pimpinan manusia membungkuk, lalu ia menengadah dan berkata kepada pimpinan Elf. "Raja para Elf yang terhormat,", ia melanjutkan kata-katanya, "Kami, para manusia ingin meminta suatu hal. Kekuatan kami terlalu lemah, bahkan gigi kami tidak dapat menggores kulit para Orc. Tangan kami bukanlah lawan otot para Orc. Kami mohon, ajarilah kami kekuatan untuk melawan mereka dengan ilmu magis yang kalian miliki."

Permintaan ini membuat para Elf terkejut dan marah. Mengajari magis kepada manusia? Tak akan pernah! Mereka segera merapal ilmu magisnya, bersiap untuk memusnahkan utusan manusia. Tetapi Veora, salah satu pimpinan Elf mencegahnya. Ia merasa permintaan itu bukanlah suatu ancaman. Manusia terlalu lemah, mereka tak akan bisa mengalahkan Orc tanpa bantuan Elf. Dan kemampuan berpikir mereka bukanlah ancaman bagi para Elf, sekalipun mereka mempelajari ilmu magis. Veora menjamin hal ini dengan nyawanya sendiri.

Manusia dengan cepat mempelajari ilmu magis itu, belajar lebih cepat dari perkiraan para Elf. Meskipun tubuh manusia tidak sekuat Orc, tetapi mereka terbiasa dengan pekerjaan fisik. Mereka terampil menggunakan tangannya, bahkan mereka mampu menggunakan senjata dengan semestinya. Jumlah mereka juga banyak. Singkat waktu, pasukan manusia menjelma menjadi pasukan yang dahsyat.

Legend of Lineage II - Episode 10

Episode 10 : An Ally Turns Foe
Aliansi manusia-Elf perlahan mampu mengatasi Orc. Seiring dengan kemenangan dari pihak aliansi, Dwarf memutuskan untuk membantu aliansi manusia-Elf, serta membuat senjata untuk mereka. Dengan baju pelindung dan senjata yang kuat, manusia dapat mengalahkan pasukan Orc tanpa bantuan pasukan Elf.

Para Elf merasa tidak nyaman, meskipun kemenangan aliansi terus bertambah. Mereka dapat merasakan manusia semakin kuat. Tetapi para Elf tidak dapat berlarut-larut memikirkan hal ini, mereka tidak dapat menerima bahwa ras yang paling diremehkan - manusia - dapat memberikan revolusi seperti ini. Dengan kemenangan yang sudah di depan mata, para Elf berusaha menyingkirkan kekhawatiran itu, meskipun manusia mempelajari bentuk baru dalam ilmu magis terus menerus. Akhirnya, kemenangan pun mereka raih. Kaum Orc dipaksa untuk menandatangani persetujuan, mereka diharuskan kembali ke wilayah mereka, sebelah utara Elmore.

Pimpinan Orc tertawa saat ia pergi, "Elf bodoh, kemenangan bukanlah milik kalian, tetapi milik manusia kotor itu. Bagaimana cara kalian menangani monster buatan kalian sendiri?"

Pertanyaan itu ditelan pahit oleh para Elf, mereka menghadapi ancaman baru - manusia. Setelah pertempuran yang panjang, saat ini para Elf masih letih. Sebaliknya, manusia, dengan dibekali ilmu barunya, ilmu magis, menjadi kuat. Para manusia mulai berbalik melawan para Elf.

Terlambat, sekali lagi peperangan dahsyat, ilmu magis melawan ilmu magis, kembali menggoncang daratan ini. Tetapi Elf dengan mudah dipojokkan oleh pasukan manusia yang melimpah. Para Elf dipaksa mundur hingga hutan tempat mereka tinggal. Dengan bermodalkan tempat tinggal ini, mereka bersiap menghadapi pertempuran akhir melawan manusia. Ilmu magis Elf menjadi kuat jika mereka berada di hutan ini, dan mereka menggunakannya sebagai salah satu keuntungan yang mereka miliki.

Medan pertempuran itu segera dipenuhi oleh teriakan, bunyi pedang selama 3 bulan. Tetapi akhirnya, manusia muncul sebagai pemenang. Kehormatan Elf, ilmu magis yang mereka miliki, ataupun hutan tempat tinggal mereka tidak mampu menandingi aliran serangan para manusia yang tak pernah berhenti. Bangsa Elf mengalami kekalahan besar, mereka melarikan diri jauh ke dalam hutan. Kemudian mereka memblok hutan itu dengan kekuatan magis yang mereka miliki, sehingga tidak dapat dimasuki oleh siapapun.

Demikian akhirnya, manusia menjadi penguasa seluruh daratan ini.

Legend of Lineage II - Episode 11

Episode 11 : A Return to the Campfire
Pengembara itu terdiam, ceritanya telah selesai.

Kisah itu berbeda dari yang kami dengar, tetapi sangat familiar. Seorang Elf wanita di rombongan kami duduk terdiam, matanya berkaca-kaca.

Malam semakin larut, suara hewan liar sudah tidak terdengar lagi. Hembusan angin yang menerpa ranting pepohonan terdengar jelas, aliran air terdengar begitu lembut. Suara lain yang terdengar hanyalah hembusan napas kami, dan suara api yang perlahan membakar kayu-kayu dalam api unggun. .

Kami duduk mendekati pengembara itu, ia terbatuk sesaat, lalu ia mulai bercerita lagi.

"Ironis bukan. Makhluk yang dianggap rendah, manusia, akhirnya mendapatkan kekuasaan atas daratan ini. Ini adalah hasil dari keinginan dan kerja keras manusia. Bahkan para dewa juga tidak menyangka bahwa manusia dapat menjadi penguasa dunia ini.

"Sekarang, aku akan menceritakan kepadamu, kisah kerajaan manusia terbesar. Ini adalah kisah dari para manusia, yang berada di jalan yang sama dengan para raksasa."

Legend of Lineage II - Episode 12

Episode 12 : History Rewritten
Ketika peperangan berlanjut untuk melawan Orc dan Elf, manusia mulai membangun kerajaan primitif di antara mereka. Kelompok sentral terdiri dari klan Athena dan manusia yang menguasai magis. Mereka melindungi sesamanya dengan kekuatan, memberikan perintah, dan terlibat dalam peperangan besar serta kecil..

Pemerintahan berubah ketika pimpinan Athena, Shuniman menyatukan wilayah yang dikenal sebagai Aden dan Elmore. Ia menyebut kerajaannya sebagai Elmoreden, dan memahkotai dirinya sebagai kaisar. Mahkotanya yang terbuat dari ranting, berubah menjadi mahkota emas dengan perhiasan yang mengkilap. Di mata pengikutnya, ia terlihat menyamai kekuasaan para dewa.

Kaisar Shuniman mencemaskan bahwa manusia tidaklah hidup selamanya. Mereka dihadapkan pada kenyataan, Gran Kain, pencipta sekaligus dewa kematian serta kehancuran, tidak memberikan kekekalan padanya. Mereka merubah mitos masa lalu, dan menambahkan mitos baru agar mereka terlihat sebagai bangsa yang mulia.

Melalui reformasi religi, Shuniman menjadikan Einhasad sebagai dewi para manusia, bukan Gran Kain. Penyebar mitos mengenai ilmu magis hitam yang terlarang, ataupun pengikuti Gran Kain akan dihukum. Hal ini berlangsung terus menerus, sehingga semua manusia percaya bahwa Einhasad, dewi segala kebaikan adalah pencipta mereka. Bukan Gran Kain, yang menjadi dewa kejahatan. Gran Kain tertawa ketika mendengarnya.

"Meskipun mereka tidak melayaniku, aku tidak akan marah. Tetapi dengarlah, manusia bodoh, berulang kali kalian berusaha menggapai langit dengan tanganmu -- apakah benar, langit itu hanya sebatas genggamanmu saja?"

Legend of Lineage II - Episode 13

Episode 13 : Elmoreden and Perios
Ketika Kaisar Shuniman dan kerajaan Elmoreden tumbuh dan berkembang, wilayah Gracia di seberang lautan masih dilanda kekacauan. Keadaan geografis Gracia begitu bervariasi dan berbahaya, banyak manusia berperang untuk memperoleh kekuasaan atas wilayah ini, tetapi tidak ada kekuatan yang mempersatukan mereka. Kerajaan kecil berusaha mengambil alih daerah ini, mengakibatkan pertempuran kecil, yang lama kelamaan membesar.

Suatu hari, pasukan besar Elmoreden menyerang daratan ini melalui jembatan barat, keadaan ini memaksa kerajaan-kerajaan di Gracia bersekutu untuk melawan mereka. Proses ini berakibat terbunuhnya sejumlah bangsawan dan penguasa kerajaan-kerajaan kecil itu. Pada akhirnya, mereka dapat menahan serangan invasi Elmoreden, dan mereka mendirikan kerajaan unifikasi dari Gracia. Kerajaan ini disebut Perios.

Perios dan Elmoreden kerap berseturu untuk kekuasaan. Elmoreden, adalah kerajaan pertama yang berhasil menyatukan kerajaan lainnya, memiliki kekuatan militer yang besar. Tetapi Perios, memiliki keuntungan sendiri. Hal pertama adalah lautan yang memisahkan kerajaan itu, membatasi serangan Elmoreden. Rakyat Perios juga memiliki barang kuno peninggalan para raksasa yang dapat dipakai untuk kepentingan militer.

Meskipun kekuatan Elmoreden jauh lebih besar, tetapi mereka tidak dapat menguasai Perios.

Legend of Lineage II - Episode 14

Episode 14 : Beleth and the Ivory Tower
Ivory Tower terletak di kerajaan Elmoreden, itu adalah institusi untuk mempelajari magis. Para ahli magis yang tinggal di Ivory Tower berusaha keras untuk merestorasi, mempelajari dan mengembangkan ilmu magis dari zaman para raksasa. Nama Ivory Tower sudah terkenal akan keahlian mereka, pengaruh mereka di kerajaan Elmoreden juga amat kuat..

Di antara mereka, ada seseorang bernama Beleth, ahli magis terkuat yang terkenal akan kejeniusannya. Ia sangat terobsesi dengan ilmu magis para raksasa dan berusaha mendapatkannya. Tetapi kekuatan raksasa berbeda dengan manusia, ilmu itu berbalik menjadi kutukan baginya. Kekuatan dan ambisi yang diperoleh Beleth menjadi tidak terkendali. Hal ini sangat berbahaya, oleh karena itu, kerajaan dan semua ahli magis di Ivory Tower berusaha mengalahkan Beleth. Tetapi Beleth tidak semudah itu dikalahkan, karena ia sangat kuat dalam ilmu magis kegelapan.

Akhirnya, para ahli magis Ivory Tower menggunakan ilmu magis kegelapan untuk menahan Beleth, Beleth ditahan di ruangan gelap di bawah Ivory Tower. Meskipun dijaga oleh para prajurit elite, Beleth mampu melarikan diri. Ia kabur ke Hellbound Island untuk memulihkan dirinya serta menggapai ambisinya menjadi penguasa daratan.

Ilmu magis kegelapan yang digunakan untuk menahan Beleth mempunyai efek samping. Daerah selatan yang dinamai Gludio terkena efek ilmu magis kegelapan ini, banyak manusia terbunuh pada saat ilmu itu digunakan. Kerajaan menyalahkan Beleth karenanya dan menyebut Beleth sebagai iblis di tengah manusia.

Legend of Lineage II - Episode 15

Episode 15 : Elven Discord
Perubahan besar terjadi di dalam hutan Elf. Mereka kehilangan rasa percaya diri. Mereka lupa akan ambisinya untuk menjadi penguasa daratan, mereka menjadi terbiasa dengan kehidupan tenang dalam hutan Elf..

Ada sebuah kelompok yang disebut sebagai Brown Elf, mereka tidak puas akan hasil yang diraih oleh para Elf. Dengan ambisi yang tinggi, mereka memaksa peperangan melawan manusia dilanjutkan - meskipun mereka harus menggunakan ilmu magis kegelapan. Kelompok ini tidak disetujui oleh kelompok lainnya.

Di masa ini, seorang ahli magis muncul di antara Brown Elf. Ia mendekati pimpinan Brown Elf dan berkata.

"Yang Mulia Brown Elf - anda menginginkan kekuatan. Tetapi para Tree Elf yang lemah dan kelompoknya takut bila anda layak mendapatkan kekuatan itu. Mereka takut anda akan menyerang mereka atau bahkan menyerang para manusia. Pikiran lemah seperti inilah yang membuat para Elf terlihat lemah."

Pimpinan Brown Elf menjawab dengan waspada, "Siapa kamu, seorang manusia? Apa tujuanmu kemari?"

"Namaku adalah Dasparion, aku hanya seorang ahli magis. Tetapi aku memiliki kekuatan yang anda inginkan, sebagai gantinya anda harus memberikan imbalan."

"Imbalan seperti apa yang kamu inginkan?"

"Rahasia keabadian." Senyum tersirat di wajah Desparion. "Meskipun aku menguasai ilmu magis, aku hanyalah manusia, umurku tidaklah mencapai 100 tahun. Jadi, bagaimana menurut anda, setujukah anda dengan tawaran ini."

Tergoda oleh kekuatan ilmu magis kegelapan, pimpinan Brown Elf menyetujui kesepakatan itu. Segera saja mereka bertukar pikiran sesuai dengan ambisi dan keinginannya masing-masing.

Karena hal ini, para Elf mengusir Brown Elf, karena mereka telah meninggalkan Einhasad dan mengikuti Gran Kain. Perang pun berkecamuk di antara mereka. Brown Elf melakukan pemusnahan Tree Elf dengan menggunakan ilmu magis yang mematikan. Sebelum sebagian Tree Elf terbunuh dalam pertempuran itu, mereka mengutuk Brown Elf sebagai ras kegelapan. Itulah asal mula Brown Elf disebut sebagai Dark Elf.

Legend of Lineage II - Episode 16

Episode 16 : End of a Golden Era
Masa keemasan kerajaan Elmoreden tiba di masa pemerintahan Kaisar Baium, tepat seribu tahun setelah lahirnya kerajaan ini. Dengan kharisma dan kepemimpinan yang handal, Baium membuat pasukan terkuat di kerajaan ini. Pasukan ini mampu mengalahkan Orc, dan mengusir mereka ke dalam hutan yang gelap - dikenal sebagai kerajaan Orc nantinya. Baium juga berulang kali menyerang Perios, ia mampu menguasai bagian selatan dari Gracia.

Belakangan, Baium mengurungkan niat untuk penaklukan wilayah, ia mulai menggunakan kekuatan pasukannya untuk memulai pembangunan menara yang tinggi menjulang ke langit.

"Namaku ditakuti di penjuru benua. Puluhan ribu nyawa dapat hilang atau terselamatkan oleh tanganku. Kekuatanku mutlak. Tetapi aku hanya mampu berbuat ini untuk sementara, aku tidak menerimanya. Tidak! -- Aku harus mendapatkan kehidupan abadi dari para dewa dan menguasai kerajaanku selamanya!"

Desain menara Baium membutuhkan 30 tahun untuk pembangunan. Ia ingin menggunakan menara itu untuk mencapai tempat tinggal para dewa dan mendapatkan rahasia hidup abadi. Pada saat ia menaiki menara itu, para dewa menolaknya dan berkata.

"Anak dari manusia yang rendah. Beraninya kamu mengotori rumah kami untuk keinginan akan kehidupan abadi? Apakah kamu tidak belajar dari para raksasa? Baik, kami akan memberikan yang kamu inginkan. Tetapi kamu tidak boleh meninggalkan menara ini."

Amarah para dewa telah tertumpah atas dirinya, Baium terperangkap untuk selamanya di atas menara itu. Karena hilangnya kaisar, perebutan kekuasaan pun terjadi di antara keturunan Baium. Begitu banyak keluarga kerajaan ataupun bangsawan yang berperang. Sebagian dari mereka meninggalkan kerajaan ini. Biaya pembuatan menara telah cukup melemahkan ekonomi kerajaan ini, dengan pecahnya konflik terus menerus, kondisi kerajaan Elmoreden semakin merosot. Kerajaan Elmoreden yang menguasai daratan untuk seribu tahun lamanya jatuh dengan cepat. Dalam waktu 20 tahun, masih terjadi pertempuran berdarah di kerajaan ini.

Legend of Lineage II - Episode 17

Episode 17 : A Return to the Campfire
Kisah yang ditukar dengan makanan dan kehangatan dalam api unggun itu semakin rumit. Kami tidak mengetahui identitas pengembara ini, kenapa ia menceritakan kisah itu pada kami. Tetapi kami masih mendengarkannya, seolah ada kekuatan yang tak terlihat menahan kami untuk tetap duduk dan mendengarkan kisahnya.

Ia mengumpulkan tunas dan akar kering di sekitar kakinya, lalu melemparkannya ke dalam api. Api unggun yang nyaris padam kembali menyala lagi dengan segar. Ia tidak menoleh kepada kami, tetapi melanjutkan kisahnya kembali.

"Kisahku hampir selesai. Kisah selanjutnya adalah kisah yang sering kalian dengar - yaitu pertempuran para manusia tiap harinya. Ini adalah kisah setelah kerajaan Elmoreden jatuh."

Legend of Lineage II - Episode 18

Episode 18 : Battle for the Continent
Tidak ada yang mampu menahan bencana di daerah selatan Gracia, ataupun dingin yang menyerang di bagian utara Gracia. Kehancuran Elmoreden memang memperlambat jatuhnya Perios. Lama kelamaan, nama Perios hilang bak debu, anya tertulis dalam buku sejarah.

Setelah jatuhnya kerajaan-kerajaan besar ini, daratan dilanda kekacauan yang mengerikan. Hal ini mengingatkan kenangan buruk setelah bencana besar yang terjadi di masa lalu. Kaum bangsawan bertarung satu dengan lainnya untuk kekuasaan. Bahkan ada yang memberikan tanahnya kepada makhluk lain, untuk ditukar dengan kekuatan militer. Orc mengambil keuntungan dari hal ini. Sekali lagi para Orc mengumpulkan kekuatannya untuk menguasai daratan. Pasukan mereka kuat, segera saja mereka menguasai daerah utara Elmore. Tetapi peperangan juga terjadi antara kaum elite Orc dan Orc biasa, hal ini melemahkan kekuatan mereka..

Di tengah kekacauan ini, para Elf masih harus berperang untuk dirinya sendiri dalam peperangan abadi melawan Dark Elf. Dwarf bukanlah tandingan para Orc, mereka menyingkir dari pertempuran itu.

Muncullah sebuah faksi dari bangsa manusia, mereka menyebut dirinya kerajaan Elmore. Mereka menganggap dirinya sebagai keturunan dari kaisar Elmoreden, entah itu mitos ataupun kenyataan, mereka dapat diterima oleh bangsa manusia. Mereka memiliki kekuatan dalam pedang dan perkataan mereka. Pertempuran pecah antara pasukan Elmore melawan pasukan Orc. Pertempuran ini berlangsung bertahun-tahun. Kekuatan mereka berimbang. Meskipun jumlah manusia lebih banyak, tetapi kekuatan fisik Orc tidak dapat diremehkan. Pada akhirnya, Orc berhasil dikalahkan, mereka mundur ke tempat asalnya dan merencanakan serangan lagi sewaktu-waktu. Bangsa Dwarf diusir dari daratan manusia ke Spine Mountains.

Dengan kekuatan militernya, pasukan Elmore menguasai bagian utara daratan, mereka pergi ke daerah selatan untuk mempersatukan daratan di bawah nama Elmore. Tetapi proses unifikasi tidaklah berlangsung mudah. Oren, kerajaan terkuat di wilayah selatan, memukul balik pasukan Elmore dengan kekuatan magis yang kuat serta prajurit yang handal. Pasukan Elmore tidak mampu menandinginya.

Kerajaan-kerajaan kecil di bawah naungan kelompok Oren bersatu untuk membuat sebuah kerajaan baru. Kerajaan ini mengatur keseimbangan di antara mereka, tumbuh dengan pesat dan makmur.

Legend of Lineage II - Episode 19

Episode 19 : The Rise of Two Kingdoms
Perang berlanjut hingga generasi selanjutnya. Gracia menjadi yang pertama dalam menyatukan berbagai kerajaan itu. Seorang bernama Paris, dengan kekuatan dan keahliannya dalam perang membawa kejayaan untuknya. Ia memenangkan pertempuran, daratan yang dikuasainya dinamakan Beheim.

Paris menjadi legenda saat ia dan pasukannya melawan pasukan dataran tinggi dari Quaser. Dalam suatu perkelahian melawan Tor, prajurit terkuat Quaser, Paris membuat lawannya terluka fatal. Ia berkata kepada Paris, "Apakah kamu betul-betul manusia? Kekuatan dan kecepatan yang luar biasa!"

Berdiri di hadapan lawannya, Paris melihat ke medan pertempuran dan berkata Aku begitu ingin menyatukan daratan ini... Ksatria pemberani dari utara, berjanjilah setia padaku, kita akan dapat menguasai semuanya nanti."

Paris kemudian memimpin White Hawk Knights, Wind Knights dan prajurit dataran tinggi untuk menguasai daratan Gracia. Daratan Beheim bertambah luas menjadi 5 kali lipat dari batas asalnya. Paris membangun kekuatan untuk melawan kerajaan pusat dan naik tahta.

Sementara itu, daratan selatan juga bergejolak karena adanya berita mengenai keadaan Gracia dan Elmore. Seorang pemimpin berkharisma muncul, bernama Raoul. Ia memimpin pasukannya sendiri. Raoul mengalahkan lawannya bukan dengan senjata, melainkan perkataan. Biasanya, ia akan berbicara seperti ini:

"Wahai penguasa! Apakah kamu tidak melihat apa yang terjadi di luar perbatasan. Musuh yang kuat sedang menuju kemari! Kerajaan Elmore telah lama mencari kemakmuran tanah ini, mereka sedang menunggu waktu tepat untuk menyerang. Jika Gracia juga ikut berperang, kita akan terbantai! Tidak ada pilihan lain selain bergabung bersama pasukan kami di bawah satu bendera dan berperang bersama."

Raoul menggunakan pendekatan persuasif untuk menyatukan daratan. Tetapi sepertinya, ancaman dari kerajaan Elmore tidaklah terlalu serius, mereka terlalu sibuk berperang melawan para Orc.

Raoul menggabungkan pasukannya dengan aliansinya, Innadril. Bersama-sama mereka mendirikan kerajaan Aden. Berbeda dengan Paris, Raoul melewati peperangan tanpa darah, dengan cepat ia mendapatkan wilayah barat, seperti Giran dan Dion.

Rintangan pertama mereka ditemui di Oren. Mereka mengklaim dirinya adalah penguasa daerah selatan, dan tidak menerima pemimpin selain pemimpin mereka sendiri. Dua kerajaan ini berperang, akhirnya kerajaan Aden muncul sebagai pemenang. Kerajaan Gludio yang menyaksikan kehebatan Aden, dengan sukarela menawarkan bantuannya untuk menjadi aliansi. Unifikasi yang dilakukan kerajaan Aden sukses. Raoul disebut sebagai Raja Aliansi.

Legend of Lineage II - Episode 20

Episode 20 : The Heirs to the Land
Setelah Aden bersatu, Gracia mengukuhkan dominasinya atas Gracia dengan mengalahkan suku Hwuh. Paris memindahkan ibukota kerajaan ke Arpenino dan mengatur ulang struktur kerajaanya.

Kekuatan baru Aden teruji ketika Elmore mencoba untuk menginvasi wilayah itu. Tetapi halaman sejarah Aden terkoyak saat Raoul meninggal secara tiba-tiba. Kerajaan Elmore merasa ini adalah waktu yang tepat, mereka segera melancarkan serangan ke Aden. Pengganti Raoul, Trabis, mampu memberikan perlawanan, pasukan kerajaan Elmore mundur. Namun Trabis juga meninggal karena penyakit misterius. Penggantinya adalah remaja berumur 16 tahun, Amadeo.

Mendengar hal itu, Paris berseru, Surga memberkati Gracia dengan anugrah! Anak berumur 16 tahun menjadi raja? Itu adalah akhir dari kerajaan Aden!

Paris meremehkan Amadeo muda. Tetapi Amadeo mampu memberikan perlawanan brilian melawan tentara Elmore, Paris merasa kesempatan untuk menguasai Aden telah lepas. Tidak perduli dengan usulan penasihat perangnya, termasuk orang kepercayaannya, Dillios, Paris melakukan serangan masal, dari laut dan daratan secara besar-besaran.

Hasilnya amat mengejutkan.

Asteir, mantan raja Elmore, telah bergabung dengan kerajaan Aden, musuh besar ayahnya.

Kamu tidak tahu malu? Seharusnya kamu bunuh diri saja, karena bergabung dengan musuh abadi ayahmu! Paris berteriak dalam kemarahan.

Asteir tidak mempedulikannya dan menjawab, Urusan itu akan diselesaikan nanti, sekarang kamu adalah musuh utamaku.

Perang di Giran terbukti menjadi titik balik perang ini. Pasukan Gracia dikalahkan, moral mereka menurun drastis, mereka mundur ke daerahnya. Kegagalan invasi Aden ini meninggalkan luka dalam diri Paris, karena ia tak mengenal kata kalah. Depresi karena hal ini, Paris jatuh sakit, dan meninggal tak lama kemudian.

Penerusnya bernama Carnaria, banyak yang meragukan dirinya untuk memimpin Gracia. Di sisi lain, ada Cucarus, yang menantang Carnaria memperebutkan tahta Gracia. Karena dibantu oleh Dillios, penasihat kepercayaan Paris, Cucarus menjadi terkenal, ia dan Carnaria membagi kerajaan menjadi dua, yaitu North Gracia dan South Gracia. Mereka menjadi musuh abadi.

Ini adalah berita terbaik untuk Amadeo, ia memanfaatkan momen ini untuk memperkuat ekonomi kerajaan Aden. Atas usahanya juga, Aden, Elmore dan Gracia menyetujui perdamaian di antaranya. Zaman kekacauan telah berlalu untuk sementara.

Legend of Lineage II - Epilogue

Epilogue
Pengembara itu menyelesaikan kisahnya, perlahan-lahan cahaya mulai merangkak dalam langit yang gelap. Malam telah lewat. Api unggun telah padam, hanya tersisa abu di perapian. Pengembara itu menarik napas dalam-dalam sembari merenung.

Kisahku sudah selesai. Seiring dengan berlalunya waktu, mungkin kisahku juga akan berlanjut. Mungkin saja, suatu saat nanti, namamu akan disebut dalam kisahku?

Cahaya mentari muncul perlahan, aku dapat merasakan ada suatu pertanyaan yang ingin disampaikan kepadanya. Dengan cepat aku menyergahnya dan berkata, Siapa kamu? Mengapa kamu menceritakan kisah ini, bagaimana kamu dapat mengetahui semuanya?

Tanpa berbicara, pengembara itu berdiri. Dalam sekejap, ia bertambah besar. Ia terlihat seperti manusia biasa pada saat duduk, sekarang ia terlihat seukuran raksasa, begitu besar, hingga bayangannya menutupi kami semua. Mukanya tidak terlihat, masih tersembunyi di balik kerudungnya. Lalu perlahan, ia menghilang! Ia menghilang seperti debu yang tertiup oleh angin.

Ia tidak menceritakan semuanya sekaligus, tetapi sepertinya aku tahu siapa dia. Dengan menyamar menjadi pengembara, ia menceritakan kisah penciptaan ras yang ada di dunia tentunya akan sangat menarik bagi mereka yang telah ada sejak penciptaan dunia ini. Bahkan mungkin menarik bagi pencipta manusia sendiri?